Jas Merah, jangan
sesekali meninggalkan sejarah. Kalimat yang terlontar dari salah satu the
Founding Fathers Bangsa Indonesia. Beliau mengeluarkan pernyataan tersebut pada pidato terakhir kalinya sebagai Presiden Indonesia, dan kemudian
dilengserkan oleh Letnan Kolonel Soeharto. Ini merupakan secuil cerita sejarah yang akan
selalu dan senantiasa dikenang, dari generasi ke generasi Bangsa Indonesia.
Sejarah
merupakan fakta atau peristiwa yang terjadi di masa lampau (sebelum masa
sekarang), baik itu yang menggembirakan
maupun memilukan. Semuanya itu akan tercatat dan dapat dibuka atau diungkit
sewaktu-waktu untuk berbagai macam kepentingan oleh siapa pun. Serahasia apapun peristiwa itu, suatu saat pasti akan terbongkar dengan bergulirnya waktu.
Sejarah dipakai
untuk mengenang semua hal yang telah terlewati. Segala macam tindakan dan keputusan yang baik pada waktu itu walau telah menjadi kenangan itu, tetapi dapat menjadi inspirasi bagi kita. Begitu pula segala macam kebobrokan pada saat dulu, bisa kita antisipasi dan hindari setelah melihat sejarah.
Sadarkah kita,
bahwa kita juga merupakan aktor atau aktris yang memerankan “skenario kehidupan”
yang akan menjadi sejarah? Apapun, dimanapun, kapanpun yang kita perbuat, baik atau buruk, akan secara otomatis tercatat dalam lembaran sejarah. Jadi untuk melewati waktu liburan yang cukup panjang ini (3 hari), jangan sia-siakan kesempatan untuk mengukir sejarah dengan segala macam hal baik dan indah. Selamat menikmati liburan !!!
yuph,,setuju,,singkat,padat dan faktual....
BalasHapusstiap individu adalah pengukir sejarah,,tmsk kekayaan bangsa jg dpt diliat dr sejarahna....
Ini merupakan hal-hal biasa yang sering terlupakan ibu, sehingga bagi yang tidak menyadarinya, dia akan menganggap hidup ini tidak ada warnanya. Ayo warnai lembaran sejarah dengan hal2 yg baik dan indah y ibu.. :)
Hapussiiiiipp....siap bapak komandan :)
BalasHapusbagus skali paradigma dan smangat bapak dalam mnjalani khidupan skaligus melukis sejarah,,
wah ini bs jd motivator ulung sperti bpk mario teguh pak,,hhehehehe....
Jgn disamakan dengan Bpk. Mario Teguh (MT) ibu, nti badan saya gendut dan botak lg ibu. Biarlah "aku adalah aku (Chairul Anwar)" seperti ini, tampil dengan apa adanya, hehe :p
Hapushehehhee,,ndak atuh bapak,,,mksdnya profesinya bukan phisically nya....keahlian mnjadi motivator.....
BalasHapuswah kalo bapak chairil anwar nanti karyanya aku adalah ......dari kumpulan yang terbuang.....
wah kasian skali pak.... :p
belum lagi kalo dtambahkan karya Tengku amir hamzah
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang....
Saya kira disamakan dari pandangan mata jasmani ibu. Boleh2 ibu, selagi itu bisa membuat segala macam hal positif, :)
HapusWaduw, sang pujangga sudah mulai bermain kata-kata dengan sajak, :p
hahhaaaa......wah tidak adil pak,,kalo deskriminasi secara fisik, krn stiap orang kan berbeda....lagipula ktna dzaman modern ini yg srg didengar yang paling penting itu 3 B katana pak,,brain, beauty and behaviour.....wlwpn pendek,,botak atw apapun yg penting kan pemikiran, pesona dan peradabanya pak..... :)
BalasHapusJangan salah ibu, memang secara internasional diakui 3B. Akan tetapi terdapat pengecualian di Indonesia ibu, karena ada asas diskriminasi positif, yaitu terbuangx kesempatan untuk melakukan segala sesuatu disebabkan pandangan mata jasmani, dalam jangka waktu yang tidak tentukan, hehe :p
Hapuskalo begitu saya sarankan sepertina harus ad perubahan paradigma pak,,supaya kita bisa sejajar dengan bangsa lain....
BalasHapuskarena menurut sy, deskriminasi positive itu abu-abu pak,,samar, abstrak,tak mempunyai kriteria yang jelas batas ukurannya,,hheheheh :p
Maunya begitu ibu, tapi permasalahannya diskriminasi positif sudah mendarah daging. Hal ini memerlukan waktu yg amat teramat lama untuk membalikan paradigma ini ibu. :)
Hapushehhehee,,where there is a will there is a way,,bgtu kata orang negeri seberang pak....
BalasHapusCara terbaik adalah mengenali personalnya dgn baik terlebih dahulu,,baru bs memberikan penilaian objektif krn kalo hanya dr sdt pandang jasmani awal sj nanti penilaiannya bersifat subjektif pak ^_^
Idealnya keadaannya seperti yang dijelaskan ibu, tapi dalam kenyataan sehari-hari di negeri yang kita cintai ini, yang dipakai adalah diskriminatif posiitif ibu. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, kita ikuti saja ibu, hehe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushehhee,dimana bumi dipijak langit dijunjung ya pak,,,,,qt ikuti saja :)
BalasHapusakhirnya telah menemukan ide yang tepat utk menjadi judul tulisan ya pak,,,,,slamat-slamat......:p
haha, postingan tanpa judul bak zombie (tubuh tanpa kepala) sangat mengerikan ibu..
HapusUntung ada pemerhati kepala, hehe :p
judul kan memberikan gambaran ringkas isi pak,,klo jdlnya bgs,org kan tertarik membacanya.....
BalasHapuskalo badanya bagus tp tak berkepala kan jd mnyeramkan pak,,jd kepala sgt pntg ya,,hehhehe :p
se7-se7 ibu..
HapusJudul itu menentukan isix.
Kalo begitu berilah judul kehidupan ini dengan segala hal yg indah, biar isi kehidupan kita juga berisi segala macam hal-hal yg indah, :)
aminnnnn...
BalasHapuskali ini qt sependapat bapak,,,
so let's try to make a better life .........
yes-yes my sister, you're right...
Hapus{mohon maaf balasan bahasa Inggris cuman bisa seperti ini, hehe :p }.
thanks brother..... :)
BalasHapus