Rabu, 29 Februari 2012

Cintailah kekayaan budaya kita !!!

 Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Salah satu kekayaan budaya Indonesia yang mendunia adalah Candi Borobudur.
Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi.
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini.
Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa.
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi.
Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali ( yang terkena dampak adalah penghuni Asrama Taruna Bumi tahun 2006, hehe).

Pantauan MP Buaya XX STPN (Mahasiswa Pecinta Budaya Angkatan XX STPN) tanggal 29 Februari 2012, struktur batu yang menyusun candi telah banyak yang dipugar. Namun demikian keindahan yang disuguhkan oleh Candi Borobudur sungguh tiada duanya.

16 komentar:

  1. Deskriptif sistematis yang runtut dan terperinci,,likes this...
    sayangnya letak lokasi kurang terperinci pak,,shga yg berminat sdkit kesulitan mencarinya....plus ilustrasi gambar dr objek sdkt lebih menjelaskan ke arah komunitas pencari brita blm mnyentuh objeknya... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bwt komenx y ibu.
      Mengenai posisi memang terlewati, karena kejar terbit (deadlinex sdh ada ibu), kedepan akan diperbaiki.
      Mengenai ilustrasi gambar, karena disponsori oleh MP Buaya (Mahasiswa Pecinta Budaya), makax muatan gambarx lebih mengarah ke subjekx bu, hehe.. :p

      Hapus
  2. sama-sama bapak...
    hehhehe,,,amazed! wlwpn deadline,tp bgs ko hsl karyanya....
    wah,,kalo terkait sponsor bearti mnyangkut finansial sbg pendukung terselenggaranya tulisan ya pak,,sulit di nomor duakan,,krn tanpa faktor utama,,tujuan tak tercapai,,A good reason ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. tuntutan dari pihak redaksi sih bu, :p
      Itulah ibu, permasalahanx terletak di pendanaan, jadi dari pihak redaktur tidak bisa berbuat banyak ibu, :)

      Hapus
  3. wah,,bearti "pendekatan" antara redaktur dan promotor perlu ditingkatkan pak,,tidak boleh terpecah seperti koalisi parpol yang ada,,krn kalo ndak kesinambungan tulisan resikona,,hehhehee......
    slamat berusaha pak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hubunganx harmonis ibu, krn promotor masih ada hubungan privat dengan redaktur.
      Saat ini redaktur belum bisa menerbitkan postingan krn sedang memasuki masa rehat singkat. Semoga minggu depan postingan terbaru sudah bisa keluar lg bu, :)

      Hapus
  4. siipp,,,2 jempol qt vote...relasi yg bgs menentukan kualitas brta ya pak,,,hehhehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. mantap ibu, kalo boleh lain kali berikan 4 jempol y (2 jempol tangan & 2 jempol kaki), biar jadi perfect votex, hehe :p

      Hapus
  5. kalo jempol kaki ndak sopan atuh,,,hhehehhehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak apa2 ibu, itu melambangkan kesempurnaan penilaian ibu, haha

      Hapus
  6. tapi nanti multi tasir pak,,,,ambiguitas,,,dikira aneh,,hehhehhee :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. aH.... tidak aneh koq ibu.
      kan membuat trend baru ibu, :)

      Hapus
  7. hhahahhaa.......mgkn bapak lbh berpotensi mnjadi ikonya pak......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo saya jadi ikon, brarti ibu jadi maskotx y, hehe

      Hapus
  8. wah,,kalo maskot identik dg yg aneh2 bentuknya pak,,sperti maskot piala dunia atw olimpiade.......:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi kan kalo jadi maskot nti bisa terkenal ke segala penjuru dunia ibu, :)

      Hapus