Rabu, 22 Februari 2012

Keberanian = 0% Ketakutan. Apa pilihan Anda?


Potensi yang terdapat di dalam diri semua manusia. Potensi tersebut mengandung kemampuan yang membedakan seorang dengan yang lain. Ada orang yang kuat secara fisik, sementara yang lain memiliki potensi kecerdasan yang luar biasa. Setiap potensi sebenarnya merupakan nilai lebih yang dimiliki seseorang.
Secara Umum potensi diri manusia dapat dibedakan dalam jenis-jenis berikut:

1) Potensi Fisik (psychomotoric)
Potensi fisik merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan oleh kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan apabila dilatih dengan baik.
Kemampuan yang terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang tertentu. Potensi diri fisik akan semakin berkembang bila secata intens dilatih dan dipelihara. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan lain-lain.

2) Potensi Mental Intelektual (Intelegent Quotient)
Potensi Mental Intelektual merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kiri ). Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.
Howard Gardner menyebut kemampuan terpendam itu sebagai kecerdasan. Menurut Gardner setidaknya ada delapan kecerdasan dasar, antara lain adalah sebagai berikut:
a) Kecerdasan fisual / spesial ( kecerdasan gambar) : arsitak, seniman, designer mobil, insinyaur,designer graffis, komp[uterr, kartunis,perancang intrior dan ahli fotografi.
b) Kecerdasan veerbal / linguistik ( kecerdasan Berbicara): pengarang atau menulis,guru.penyiar radio, pemandu acara, presenter, pengacara, penterjemah, pelawak.
c) Kecerdasan musik: pengubah lagu, pemusik, penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio mixier( pemandu suara dan bunyi).
d) Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka: ahli metematika, ahli astronomi, ahli pikir, ahli forensik, ahli tata kota, penaksir kerugian asuransi,pialang saham, analis sistem komputer,ahli gempa.
e) Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri ): ulama,pendeta,guru,pedagang, resepsionis, pekerja sosial, pekerja panti asuhan, perantara dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli melobi, manajer sumber daya manusia.
f) Kecerdasan intrapersonal ( cerdas bergaul ): peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli purbakala, ahli etika kedokteran .
g) Kecerdasan kinestetis (jasmani): Kerajinan tangan, kemampuan atletik, karya-karya drama, tarian, seni pahat.
h) Naturalis : taksonomi umum, pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan, upacara berburu, mitologi roh binatang.

3) Potensi Kecerdasan Emosi ( Emotional Quotient )
Potensi Kecerdasan Emosi merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia ( terutama otak sebelah kanan ). Fungsinya antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh oaraang lain.
Daniel Goleman didalam buku kecerdasan emosi memberi tujuh kerangka keja kecakapan ini,yaitu:
a). Kecakapan pribadi yaitu kecakapan dalam mengelola diri sendiri.
b).Kesadaran diri yaitu bentuk kecakapan utuk mengetahui kondisi diri sendiri dan rasa percaya diri yang tinggi.
c). Pengaturan diri : yaitu bentuk kecakapan dalam mengendalikaan diri dan mengembangkan sifat dspst dipercaya , kewaspadaan , adaptabilitas, dan inovasi.
d).Motivasi : yaitu bentuk kecakapan untuk meraih prestasi , berkomitmen, berinisiatif, dan optimis.
e).Kecakapan sosial yaitu bentuk kecakapan dalam menentukan seseorang harus menangani suatu hubungan.
f). Empati : yaitu bentuk kecakapan untuk memahami orang lain, berorientasi pelayanan dengan mengambangakan orang lain. Mengatasi keragmana orang lain dan kesadaran politis.
g). Ketrampilan sosial: Yaitu betuk kecakapan dalam menggugah tenggapan yangdikrhendaki pada orang lain . 

4) Potensi Daya Juang ( Adversity Quotient )
Potensi Daya Juang adalah bentuk kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan dala menghadapi kesulitan – kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Melalui potensi ini, seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang.
Paul G Stoltz dalam Adversity Quotient membedakan tiga tingkatan AQ dalam masyarakat:
a).Tinakat quitrers ( orang yang paling lemah AQ nya )
b). Tingkat Campers ( Orang yang yang memiliki AQ sedang )
c).Tingkat Climbers ( orang yang yang memilikiAQ tinggi )

5) Potensi Mental Spiritual ( Spiritual Quotient )
Potensi Mental Spiritual adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu. Secara umum Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia.
Ciri-ciri seseorang yang memiliki SQ tinggi adalah sebagai berikut:
a). Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
b). Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.
c). Mampu memaknai setiap sisi kehidupan .
d). Mampu mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan.



Ketakutan berawal dari keraguan. Ragu atas potensi yang terdapat di dalam dirinya. Hal ini terjadi karena pengaruh faktor dari dalam dirinya (internal), maupun faktor yang berasal dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal bisa berupa rasa percaya diri yang kurang sehingga dia merasa tidak layak untuk mengeluarkan kemampuan yang terdapat di dalam dirinya. Rasa ketidaklayakan tersebut akan mengakar di dalam pikiran sehingga pikirannya akan terstruktur secara otomatis untuk tidak menggunkan potensi yang terdapat di dalam dirinya. Faktor dari luar bisa berupa pengaruh lingkungan yang menekan/ mengitervensi kehidupannya sedemikian rupa sehingga dia tidak bisa mengeluarkan potensi yang ada di dalam dirinya. Himpitan dari kekuatan lingkungan ini membuat kebebasan berekspresinya terhimpit, sehingga mau tidak mau dia hanya bisa terseret oleh arus lingkungan sekitar. Ketakutan tidak akan pernah membawa keuntungan sedikit pun, karena dia hanya akan membuat kita terperosok ke dalam jurang kehancuran secara perlahan-lahan tetapi pasti.


Keberanian adalah merupakan lawan dari ketakutan. Bila ketakutan berawal dari keraguan, maka keberanian berawal dari keyakinan. Yakin atas potensi yang ada di dalam dirinya. Keyakinan ini memerlukan rasa percaya diri, yang tumbuh dari transisi pola pikir bahwa selama hidup dalam penjara ketakutan hanya berdampak negatif. Semua potensi kalau berani dipergunakan akan menghasilkan sesuatu yang bukan hanya berguna bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitar. Hanya keberanian yang bisa membawa diri kita menuju kesuksesan. So, Anda akan memilih Ketakutan atau Keberanian (0% Ketakutan)?

Spesial buat rekan-rekan Mahasiswa kelas A.

2 komentar: